Mahasiswa Akuntansi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Lolos Program Kemendikbud “Kampus Mengajar”
Program Kemendikbud “Kampus Mengajar”- Mahasiswa Akuntansi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Lolos Program Kemendikbud “Kampus Mengajar” – Kampus mengajar merupakan sebuah program dari Kampus Merdeka, yang dimana memberikan program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa belajar untuk mengembangkan diri diluar kegiatan perkuliahan. Mahasiswa dapat mengasah kemampuannya dengan terjun langsung ke dunia kerja dan bertemu dengan masyarakat lain. Dalam kegiatan ini mahasiswa ikut serta dalam melakukan pengajaran didalam kelas baik online ataupun offline. Waktu kegiatan program ini terhitung dari bulan Juli hingga bulan Desember, mulai dari pendaftaran hingga penugasan mahasiswa selesai. Tujuan dari kegiatan ini adalah berkontribusi sebagai agen perubahan untuk tantangan pendidikan Indonesia; menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran literasi, numerasi serta adaptasi teknologi selama di sekolah; mengasah keterampilan sosial : empati, komunikasi, kepemimpinan, kreativitas, pemecahan masalah, inovasi dan kreativitas.
Mahasiwa yang lolos dalam kegiatan ini adalah mahasiswa Akuntansi semester lima (5), Ririn Dwi Susanti dan Alisa Ning Putri. Mahasiswa akan dibagai menjadi beberapa tim/kelompok. Setiap tim berisi ± 6 mahasiswa dari Universitas yang ada di Indonesia. Ririn sendiri mengajar di SD Negeri 2 Mantaraman, Kec. Donomulyo, Kab. Malang sedangkan Alisa mengajar di SD Negeri 2 Bantur, Kec. Bantur, Kab. Malang. Mahasiswa mengajar dari hari senin hingga hari sabtu. Pendampingan yang dilakukan mahasiswa dalam pembelajaran literasi, numerasi dan administrasi sekolah adalah memeberikan kelas tambahan ataupun membatu guru dikelas. Mahasiswa juga membantu untuk penataan fasilitas sekolah agar lebih efektif. Salah satu program yang di usung oleh mahasiswa adalah mengubah ruang perpustakaan menjadi lebih efesien dan efektif. Karena di sekolah tersebut UKS, Perpustakaan dan Mushola menjadi satu di ruangan tersebut. Mahasiswa berusaha untuk menata ulang agar kondisi ruangan lebih rapi dan menarik. Buku-buku juga akan diberikan kode buku supaya memudahkan dalam mencari dan mengklasifikasikannya.
Dalam praktiknya tentu mahasiswa mengalami kesulitan dan juga hambatan. Mulai dari sistem online yang tentu menjadi tantangan teknologi bagi siswa, guru dan wali murid. Tidak semua siswa/orang tua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Disebabkan oleh kuota siswa, jaringan yang sulit ataupun kesulitan mengakses platform pembelajaran seperti Zoom, Google Meet, Quizizz dan lainnya. Setiap hari mahasiswa juga membuat laporan dalam bentuk logbook kegiatan. Lalu perminggunya mahasiswa juga membuat laporan yang berisi analisis kegiatan dan hambatan apa saja yang dialami serta rencana perbaikan apa yang akan dilakukan.
Kegiatan ini tentu positif, tak hanya bermanfaat bagi mahasiswa tapi juga bagi sekolah dan juga siswa tersebut. Bagi mahasiswa dapat mengimplementasikan secara nyata bekal yang sudah didapat selama pekuliahan kepada masyarakat luas. Mahasiswa di tuntut untuk berinovasi dan kreatif saat mengajar. Agar siswa tidak bosan dan monoton. Bagi sekolah sendiri tentu akan dibantu oleh mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Peralihan menjadi paham teknologi dan bisa mengikuti perkembangannya.